Daerah  

Bendungan Way Apu Dalam Tahap Penggalian Pondasi

Situasi terkini bendungan sungai Way Apu, Pulau Buru, Sabtu (6/7/2024)

NAMLEA, Informasimaluku.com – Bendungan Way Apu saat sini sedang dalam tahap pekerjaan penggalian pondasi, namun, dengan terlewatinya air pada alur sungai lama mengakibatkan pekerjaan galian pondasi belum bisa dilanjutkan karena menunggu debit air normal.

Kasie Pelaksanaan Balai Wilayah Sungai Maluku (BWS) Eadtwin Leatemia kepada media ini melalui pres releasenya, Sabtu (13/7/2024) menjelaskan, upaya mitigasi yang sudah dilakukan antara lain saat ini pemantauan berkala elevasi muka air Sungai Way Teba dan Sungai Way Apu yang dilakukan setiap jam pengamatan, melakukan evakuasi pekerja dan alat yang masih berada di semua lokasi pekerjaan pada pukul 02.00 tanggal 5 Mei 2024, dan melakukan inventarisasi alat yang terkena dampak banjir.

Selain itu, kata Leatemia, upaya pemulihan yang akan dilakukan yaitu melakukan perbaikan jembatan Bailey, perbaikan jalan akses kerja sampai ke tubuh bendungan, perbaikan tanggul sementara (temporary cofferdam), dan melanjutkan pekerjaan galian pondasi.

Menurutnya, berdasarkan press release Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura pada tanggal 5 Juli 2024, BMKG Maluku memperingatkan untuk mewaspadai potensi cuaca buruk di Wilayah Maluku mulai tanggal 5 sampai 11 Juli 2024.

Dari hasil analisis kondisi atmosfer yang dapat memicu terjadinya cuaca signifikan di wilayah Maluku dengan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Filipina yang mengakibatkan terbentuknya daerah belokan angin dan konvergensi di Pulau Buru, Pulau Ambon dan Pulau Seram.

Beberapa kondisi atmosfer itu, berpengaruh terhadap proses pembentukan dan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Maluku yang berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang sesaat dalam beberapa hari ke depan.

Dia menambahkan, dataran Way Apu hampir setiap tahunnya mengalami bencana banjir akibat curah hujan yang tinggi. Kejadian ini pernah terjadi di tahun 1998, 2000, 2008, 2014. Kemudian di tahun 2023 juga pernah terjadi banjir pada area Pembangunan Bendungan Way Apu dengan curah hujan yang tercatat pada stasiun curah hujan sebesar 167,55 mm.

Hal tersebut mengakibatkan Jembatan Bailey yang merupakan akses menuju lokasi pekerjaan terputus dan hanyut terbawa Sungai Way Apu, sehingga banjir yang terjadi pada Mei 2023 diperkirakan merupakan debit banjir dengan kala ulang 15 tahun.

“ Dan data curah hujan terupdate pada tanggal 6 dan 7 Juli tercatat intensitas sudah menurun sampai dengan 31mm, “ ungkap Leatemia.

Kronologi kejadiannya, jelas dia, pada 3 Juli 2024 sampai dengan 5 Juli 2024 terjadi curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, dimana tanggal 4 sampai 5 Juli 2024 terjadi hujan terus menerus dengan hujan kumulatif sebesar 196,50 mm yang setara dengan Q 40 = 777 m/dt.

Pengamatan elevasi muka air pun mulai dilakukan sejak Kamis, 4 Juli 2024 pukul 17.40 dimana elevasi muka air Way Teba dan Way apu berangsur-angsur naik. Pada pukul 21.30, muka air pada Way Teba mengalami penurunan sekitar 30 cm, dan masih menurun pada pukul 22.00. hanya saja pada 5 Juli 2024 pukul 00.00, elevasi muka air mulai naik kembali. Hal ini terus terjadi hingga akhirnya kapasitas terowongan pengelak tidak mampu mengalirkan air dari Way Teba dan Way Apu dan mulai melimpas (overtopping) di temporary cofferdam pada pukul 06.45. elevasi puncak temporary cofferdam direncanakan pada debit banjir Q25 sedangkan curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi saat itu setara dengan debit banjir Q40.

Hal ini sudah melebihi dari curah hujan periode ulang yang menjadi dasar perencanaan desain temporary cofferdam yang mengakibatkan terjadinya limpasan (overtopping) dari puncak temporary cofferdam (elevasi +70m), hujan masih terus berlangsung hingga menjelang siang, yang menyebabkan debit air semakin membesar, sehingga menimbulkan banjir yang melewati kapasitas sungai way apu dan bukan efek dari melimpasnya temporary cofferdam, tetapi terjadi akibat hujan dengan intensitas yang cukup besar.

“ Harapannya semoga target pekerjaan pembangunan bendungan ini bisa dipercepat dan diselesaikan karena salah satu fungsi bendungan ini adalah untuk mereduksi debit banjir sungai way apu, sehingga diharapkan kejadian banjir yang terjadi berkurang, “ singkatnya. (IM-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *