AMBON, INVESTIGASIMALUKU.COM – Pertanian sistem hidroponik saat ini makin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, karena melakukannya tidak sulit. Hal inilah yang menyebabkan semua orang dapat melakukannya.
Dari peluang ini, Pemerintah Negeri Soya akhirnya menggandeng Fakuktas Pertanian Universitas Pattimura (Faperta Unpatti) Ambon, menggelar sosialisasi dan penyuluhan pertanian Hidroponik. Kegiatan yang dilaksanakan untuk empat kelompok tani ini berlangsung di Aula kantor Negeri setempat, Jumat (26/7/2024).
Kegiatan ini turut menghadirkan empat Dosen Faperta Unpatti Ambon sebagai narasumber, yakni J. Audrey Leatemia, Anthony Walsen, Herman Rehatta dan W. B. Parera. Para narasumber ini akan menjadi pendamping untuk melatih dan memantau pelaksanaan pertanian hidroponik oleh keempat kelompok tani tersebut.
Dalam sambutannya Raja Negeri Soya, Herve. R. J. Rehatta yang diwakili Kasie Pemerintahan, Mario. B. Huwaa, mengatakan, masyarakat atau kelompok tani hidroponik dapat menerapkan budidaya pertanian sistem hidroponik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sayur setiap harinya, karena sistem pertanian hidroponik dapat diterapkan pada pekarangan-pekarangan rumah yang sempit.
“ Kegiatan ini tentunya akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan pertanian hidroponik pada masing-masing kelompok yang salah satunya meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga,” kata Rehatta.
Sementara itu, J. Audrey Leatemia dalam materinya menjelaskan, pertenian hidroponik merupakan cara menanam yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, namun memanfaatkan air dan media tanam berupa benda padat seperti cocopeat, spons dan sebagainya.
Penanaman dengan hidroponik biasanya dilakukan untuk beberapa jenis sayuran daun dan buah seperti bayam, kangkung, selada, pakcoy, sawi, tomat, cabai. Selain sayuran, tanaman buah seperti melon dan stroberi juga dapat ditanam dengan cara hidroponik.
Jenis-jenis hidroponik yang sering digunakan yaitu sistem sumbu, rakit apung, NFT, sistem irigasi tetes, sistem aeroponik. Pembibitan menjadi tahap awal dalam produksi hidroponik. Pembibitan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam penanaman karena bibit yang baik dapat tumbuh dengan optimal pada media hidroponik.
Bibit akan dipindah tanam setelah berumur 3 sampai 4 minggu atau ketika memiliki 3 sampai 4 daun. Setelah pembibitan, tanaman akan dipindah ke wadah tanam baru dengan media tanam berikutnya untuk ditanam sampai masa panen. Beberapa wadah tanam yang biasa digunakan adalah pipa, talang air dan pot.
Media tanam juga sambungnya, harus mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik sehingga tanaman mendapatkan cukup nutrisi selama ditanam. Media tanam juga harus bebas hama dan tidak mudah kering di suhu yang berbeda.
“ Tanaman hidroponik lebih tahan hama sehingga jarang menggunakan pestisida. Menanam hidroponik tidak menggunakan tanah, sehingga media tanam menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam proses penanaman karena sangat berbeda dengan budidaya secara konvensional. Penggunaan media tanam sangat berpengaruh pada hasil yang ditanam,” jelas Leatemia
Disisi lain Anthony Walsen menerangkan, sutrisi sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan hasil panen yang dihasilkan.
“ Hal dasar yang penting dari budidaya secara hidroponik adalah kandungan hara di dalam air berupa larutan yang diberikan secara berkala sebagai nutrisi,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Herman Rehatta dan W. B. Parera. Menurutnya, hidroponik memanfaatkan air sebagai kebutuhan utama yang menunjang pertumbuhan tanaman. Namun, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.
Kata dia, Hidroponik dengan menggunakan air jauh lebih efisien, sehingga cocok untuk diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Mineral yang terkandung dalam air harus stabil, karena mineral yang terlalu tinggi tidak cocok untuk media tumbuh tanaman hidroponik.
“Mineral yang terlalu tinggi bisa menghambat kemampuan akar tanaman dalam menyerap nutrisi yang dibutuhkan bagi tanaman. PH air yang baik untuk tanaman hidroponik adalah kisaran 5,5 – 6,5, jika PH air diluar itu maka dapat menghambat kemampuan akar dalam menyerap nutrisi,” singkatnya.( IM-01)